JAKARTA, SETARAKATA.com – China saat ini menghadapi wabah virus baru bernama Human Metapneumovirus (HMPV), yang dilaporkan menyebar cepat di beberapa wilayah.
Mengutip laporan CNBC pada Jumat (3/1/2025), wabah ini menimbulkan kekhawatiran karena sejumlah rumah sakit dan krematorium di China dilaporkan kewalahan menangani kasus yang terus meningkat.
HMPV memiliki gejala yang mirip dengan flu dan Covid-19, seperti batuk, demam, hidung tersumbat, serta sesak napas. Dalam kasus parah, virus ini dapat menyebabkan bronkitis atau pneumonia, terutama pada kelompok rentan seperti bayi, lansia, dan individu dengan gangguan imun.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, kasus HMPV menunjukkan tren peningkatan signifikan selama sepekan pada 16-22 Desember 2024.
Wilayah utara China menjadi pusat penyebaran, dengan anak-anak di bawah usia 14 tahun menjadi kelompok yang paling terdampak.
Meskipun HMPV tengah mewabah di China, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan belum akan memberlakukan pembatasan perjalanan ke dan dari China.
Juru Bicara Kemenkes, Widyawati, menjelaskan bahwa langkah pencegahan saat ini difokuskan pada surveilans, pengamatan, dan pelaporan untuk mencegah masuknya virus ke Indonesia.
“Saat ini belum diperlukan kebijakan pembatasan atau larangan perjalanan ke luar masuk Indonesia ke Tiongkok,” ujar Widyawati, Jumat (3/1/2025).
Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, khususnya bagi WNI yang berencana bepergian ke China.
Hingga saat ini, Kemenkes memastikan bahwa belum ada laporan kasus Human Metapneumovirus (HMPV) maupun Influenza A di Indonesia.
Menurut Widyawati, varian Flu A seperti H5N1 pernah terjadi di Indonesia pada 2005 dan 2017, tetapi sejak 2018 tidak ada lagi laporan kasus pada manusia. Sementara itu, varian H5N6 dan H9N2 yang dilaporkan di China hingga kini belum ditemukan di Indonesia.
“Dari data dan informasi yang kami himpun, khususnya dari WHO, kasus influenza Tipe A dan HMPV masih menyebar di wilayah Tiongkok saja,” ujar Widyawati.
Wabah HMPV di China terus menjadi sorotan. Data dari CDC China mengungkapkan bahwa penyebaran virus ini terutama terjadi di kalangan anak-anak. Selain itu, kasus dengan gejala berat seperti pneumonia lebih sering dialami oleh kelompok rentan.
Pemerintah setempat terus memantau situasi dengan ketat dan berupaya untuk menekan laju penyebaran virus. Namun, hingga kini belum ada laporan mengenai kebijakan pembatasan perjalanan internasional dari China.
Kemenkes mengimbau masyarakat Indonesia untuk tetap waspada dan menjaga kesehatan, terutama bagi yang akan bepergian ke China. Langkah pencegahan seperti memakai masker, menjaga kebersihan, dan menghindari kerumunan disarankan untuk mengurangi risiko penularan. (*)