LUWU, SETARAKATA.com – Dalam semangat nasionalisme dan spiritualitas Islam moderat, Gerakan Pemuda Ansor dan Fatayat Nahdlatul Ulama memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-91 dan ke-75 secara serentak, Jumat 25 April 2025.
Meskipun perayaan ini tidak dilaksanakan tepat pada tanggal kelahiran resmi kedua organisasi—24 April 1934 untuk GP Ansor dan 24 April 1950 untuk Fatayat NU—acara tetap berlangsung khidmat dan meriah di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Mengusung tema “Satu Barisan Membangun Negeri” rangkaian acara harlah diisi dengan dzikir dan doa bersama, serta dialog kebangsaan yang melibatkan kader dan pengurus lintas generasi.
Peringatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi peran pemuda dan perempuan Nahdliyin dalam menjaga nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah, mempererat solidaritas sosial, serta menjawab tantangan zaman seperti radikalisme, intoleransi, dan ketimpangan sosial.
Ketua Cabang GP Ansor Kabupaten Luwu, Sunaryo Mande’ menegaskan bahwa usia ke-91 adalah cermin kedewasaan organisasi.
“GP Ansor akan terus menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI, mempertahankan Pancasila, dan meneguhkan nilai-nilai Islam yang toleran dan rahmatan lil alamin,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Cabang Fatayat NU Luwu, Deby Janet, menyoroti peran strategis perempuan muda NU dalam pembangunan bangsa.
“Di usia ke-75, Fatayat NU semakin menunjukkan kematangan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak. Fatayat adalah ruang aktualisasi, pengabdian, dan transformasi sosial bagi perempuan NU,” jelasnya.
Peringatan Harlah GP Ansor ke-91 dan Fatayat NU ke-75 ini bukan hanya menjadi ajang refleksi atas perjalanan sejarah panjang organisasi, tetapi juga menegaskan komitmen untuk terus berkarya, berinovasi, dan memberikan kontribusi nyata bagi umat dan bangsa Indonesia. (*)
