MAKASSAR, SETARAKATA.com – Menyambut Bulan Suci Ramadhan, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), H. Ali Yafid, menginisiasi pertemuan dengan para tokoh lintas agama dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulsel.
Pertemuan ini bertujuan untuk mempererat komitmen bersama dalam menjaga kedamaian dan kekhusyukan selama Ramadhan.
Dalam acara yang digelar secara santai di Kedai Kopi Papa Ong Makassar, hadir juga Ketua FKUB Sulsel, Prof. KH. Muammar Bakri, bersama sejumlah tokoh agama seperti Prof. KH. Ghalib, Roy Ruslim (Walubi), Darius Allo Tangko (Keuskupan Agung Makassar), Pdt. Adri (Kristen), Erfan Sutono (Matakin Sulsel), dan lainnya.
Kakanwil Kemenag Sulsel, H. Ali Yafid, mengungkapkan bahwa indeks kerukunan umat beragama Sulsel saat ini mencapai angka 80, yang berarti hanya tinggal sedikit lagi untuk mencapai tingkat kerukunan yang sempurna.
“Kami telah meluncurkan Asta Aksi Kemenag Sulsel sebagai langkah menuju peningkatan kerukunan. Kami mengajak semua pihak untuk bersama-sama mewujudkan hal ini, termasuk melalui selebrasi kerukunan, salah satunya dengan kegiatan lintas agama yang mempertegas bahwa Sulsel adalah daerah yang aman, rukun, dan damai,” ujar Ali Yafid.
Prof. KH. Muammar Bakri, Ketua FKUB Sulsel, menyambut baik inisiatif Asta Aksi yang digagas oleh Kakanwil Kemenag Sulsel, yang sejalan dengan tujuan FKUB Sulsel.
“Asta Aksi juga mencakup nilai-nilai yang ada dalam Deklarasi Istiqlal yang sudah didukung penuh oleh seluruh tokoh lintas agama,” kata Bakri.
Dalam pertemuan tersebut, para tokoh agama sepakat mengusung tagline Ramadhan dengan Cinta. Ketua Permabudi Sulsel, Ir. Yonggris, menjelaskan bahwa tagline ini memiliki tiga makna utama, Pertama, Cinta kepada Tuhan yang diwujudkan dalam kegiatan spiritual dan menjaga kekhusyukan ibadah puasa.
Kedua, Cinta kepada Sesama yang diterjemahkan dalam aksi sosial, kepedulian, dan saling berbagi. Ketiga, Cinta kepada Lingkungan, yang dilaksanakan melalui aksi penghijauan dan kebersihan rumah ibadah.
“Melalui tagline ini, kita ingin menunjukkan bahwa Ramadhan bukan hanya milik umat Islam, tetapi nilai-nilai spiritual dan sosialnya dapat dirasakan oleh semua umat beragama,” tambah Yonggris.
Darius Allo Tangko dari Keuskupan Agung Makassar dan Erfan Sutono dari Matakin (Konghuchu) sepakat bahwa kerukunan antar umat beragama harus lebih dari sekadar simbol, dan saatnya untuk beralih ke aksi yang lebih nyata.
Mereka berharap kegiatan bersama ini dapat menumbuhkan rasa persaudaraan dan kemanusiaan, serta menjadi pesan damai bahwa meskipun kehidupan kita beragam, semangat kebersamaan tetap dijaga.
Erfan Sutono juga berharap bahwa program Asta Aksi Kemenag Sulsel dapat menjadi model bagi kerukunan umat beragama di Indonesia.
“Semoga ini bisa menjadi contoh yang baik untuk menjaga kerukunan dan kedamaian di seluruh tanah air,” ungkapnya.
Kakanwil Kemenag Sulsel mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada para tokoh agama yang telah menunjukkan komitmen untuk bersinergi dalam mendukung program Asta Aksi.
“Saya yakin bahwa semakin tinggi dan luas ilmu agama seseorang, semakin toleran dan moderat sikapnya,” kata Ali Yafid, mengutip pesan Menteri Agama RI.
Kakanwil juga menegaskan pentingnya keterlibatan tokoh agama dalam setiap momen, tidak hanya dalam menghadapi krisis, tetapi juga dalam perumusan kebijakan.
“Kami juga mendorong penerbitan Perda dan Pergub terkait kerukunan umat beragama di Sulsel yang perlu diperbaharui agar sesuai dengan kondisi saat ini,” pungkas Ali Yafid.
Dengan komitmen bersama, para tokoh agama optimis bahwa Sulsel akan terus menjaga kedamaian dan kerukunan dalam menghadapi bulan Ramadhan serta seterusnya. (*)