JAKARTA, SETARAKATA.com – General Motors (GM), produsen mobil asal Detroit, sedang menjajaki kemungkinan pengadaan baterai kendaraan listrik dengan memanfaatkan teknologi dari Contemporary Amperex Technology Co. (CATL), produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia dari China.
Namun, alih-alih memproduksi baterai di China, GM berencana memproduksinya di fasilitas baru di Amerika Serikat (AS), yang berpotensi mengurangi risiko geopolitik dan meningkatkan kapasitas produksi lokal.
Menurut laporan Car Scoops yang dikutip Antara pada Senin, 16 September 2024, GM berencana untuk mendapatkan baterai dari pabrik yang dioperasikan oleh perusahaan Jepang TDK Corp.
Fasilitas ini mungkin akan dibangun di AS bagian selatan, yang diperkirakan akan menciptakan lebih dari 1.000 lapangan kerja baru dan memperkuat ekonomi lokal.
Bloomberg melaporkan bahwa TDK akan melisensikan teknologi CATL untuk memproduksi sel litium besi fosfat (LFP) berdasarkan kesepakatan ini.
Sementara Ford telah mengalokasikan dana sebesar 3,5 miliar dolar AS untuk pabrik baterai di Michigan dengan menggunakan teknologi CATL, GM berencana untuk menghindari keterlibatan ekuitas dalam usaha patungan tersebut.
Pendekatan ini dapat membantu GM menghindari potensi pengawasan dari anggota parlemen AS yang khawatir tentang investasi asing di sektor teknologi penting.
Dengan mengandalkan kontrak pasokan, GM bisa memperoleh sel LFP dari TDK dengan harga tetap dalam jangka panjang, melindungi perusahaan dari biaya awal yang signifikan serta fluktuasi harga baterai.
Strategi ini juga memberikan stabilitas di tengah ketidakpastian politik, mengingat potensi perubahan dalam Undang-Undang Pengurangan Inflasi yang dapat memengaruhi investasi di masa depan.
GM menolak mengomentari rencana ini dan belum mengonfirmasi langkah tersebut, yang akan bergantung pada hasil pemilihan presiden mendatang pada November.
“Strategi kendaraan listrik kami fokus pada desain produk untuk menurunkan biaya, meningkatkan kinerja, dan melokalisasi produksi. Teknologi baterai adalah pendorong utama strategi ini,” ujar sumber dari GM.
CATL, yang didirikan oleh Robin Zeng Yuqun pada tahun 2011, memiliki hubungan signifikan dengan TDK Jepang.
Zeng sebelumnya mendirikan Amperex Technology Limited (ATL) pada tahun 1999, yang diakuisisi oleh TDK pada tahun 2005.
Zeng kemudian bekerja di TDK, menghubungkan kariernya langsung dengan kemajuan teknologi baterai perusahaan Jepang tersebut. (*)