Penulis: Allink
Kehidupan di dunia ini kadang membingungkan ketika kita melihat suatu kasus atau mengalami suatu kondisi dimana kita di perhadapkan antara akal dan hati.
Orang pada umumnya ketika dia menyandarkan sebuah harapan kepada seseorang sehingga harapan itu tidak berbanding lurus dengan aktualisasi secara kacamatanya yang tersurat, tidak jarang orang tersebut langsung menjust atau memvonis secara Nalar bahwasanya org yang di harapkan itu tidak bermanfaat, sehingga muncullah rasa kekecewaan dan bahkan sampai ke tahap sakit hati terkadang, mengapa demikian ??? Karena tidak jarang orang selalu mengkaji suatu hal hanya sebatas sampai di yang tersurat, jarang orang mengkaji yang tersirat dari hal tersebut sehingga muncullah pemikiran-pemikiran negatif dari orang-orang seperti itu
Coba kita kaji lebih kedalam lagi sebagai makhluk ciptaan yang dibekali Akal dan Hati Oleh-Nya, bahwa terkadang yang tersurat secara Akal itu buruk tapi ternyata ketika kita mengkaji yang tersirat dari yang tersurat itu ternyata sebuah kebaikan yang terselubung yang kadang kita secara Dzohir tak mampu lagi berucap setelah mengetahui sebuah kebenaran yang tersirat.
Namun dalam kehidupan manusia pada umumnya saya kira Itu manusiawi, karena Tuhan memang memilih sebagian kecil dari hamba-Nya untuk memiliki kemampuan sampai di Maqom tertentu dan kemampuan segelintir makhluk itu lagi-lagi memiliki makna yang tersirat dari-Nya.
Jadi sebagai manusia (makhluk ciptaan Tuhan), hendaklah kita mencintai, membenci, atau menyayangi sesama manusia (makhluk ciptaan) itu secara tidak berlebihan. Karena Tuhan pun tidak menyukai dan tidak pernah berharap sesuatu apapun secara berlebihan dari seorang hamba-Nya.
Marilah kita sama-sama memperkuat Keimanan dan Ketaqwaan kita selama kita masih di berikan rejeki oleh-Nya, apalagi dengan di Bulan Suci Ramadhan, dimana kita ketahui bulan Suci ini adalah waktu dan moment Sakral khususnya bagi Ummat Muslim di segala penjuru, sehingga kita dapat terhindar dari berbagai macam fikiran-fikiran negatif yang bisa saja menjerumuskan kita sendiri ke lembah yang tidak di inginkan-Nya. (*)