PALOPO, SETARAKATA.com – Kedatuan Luwu secara resmi mengusulkan penggantian nama Universitas Islam Negeri (UIN) Palopo menjadi UIN La Pattiware.
Usulan bersejarah ini disampaikan setelah penganugerahan gelar adat dari Kedatuan Luwu kepada Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, Jumat, 3 Oktober 2025.
Momen penting ini dihadiri oleh Menag Nasaruddin Umar di Istana Kedatuan Luwu, ditemani 17 rektor universitas Islam se-Indonesia, termasuk Rektor UIN Palopo, Abbas Langaji.
Harapan penggantian nama tersebut diungkapkan oleh Maddika Bua, Andi Syaifuddin Kaddiraja.
“Harapan kita UIN Palopo bisa diganti menjadi UIN La Pattiware. Karena La Pattiware adalah orang pertama yang membawa Islam ke Tana Luwu,” ujarnya.
La Pattiware dikenal sebagai Datu Luwu ke-15 yang memeluk agama Islam. Ia memerintah sekitar akhir abad ke-16 hingga awal abad ke-17.
Masuknya La Pattiware ke dalam Islam menjadikan Kerajaan Luwu sebagai pusat awal dakwah Islam yang kemudian menyebar masif ke berbagai wilayah lain di jazirah Sulawesi Selatan.
Proses Islamisasi yang dialami La Pattiware terjadi secara damai melalui dialog dan dakwah yang dilakukan oleh seorang ulama asal Minangkabau, Datuk Sulaiman atau dikenal sebagai Dato’ ri Patimang.
Tokoh ulama ini berhasil mengajarkan nilai-nilai Islam kepada kalangan bangsawan Luwu tanpa adanya peperangan atau pemaksaan.
Penerimaan Islam oleh La Pattiware Daeng Parabung memberikan legitimasi politik dan keagamaan bagi penyebaran Islam. Ketika seorang raja menerima Islam, maka rakyat dan bangsawan di bawahnya cenderung mengikuti, membuat Islam cepat berkembang ke kerajaan-kerajaan tetangga seperti Gowa, Tallo, Soppeng, Wajo, dan Bone.
Usulan Kedatuan Luwu ini bertujuan untuk mengabadikan peran vital La Pattiware sebagai tokoh sentral yang menentukan arah sejarah Islam di Sulawesi Selatan, menjadikannya nama yang layak disematkan pada institusi pendidikan Islam tertinggi di Palopo. (*)