LUWU, SETARAKATA.com – Sejumlah elemen dalam Aliansi Perjuangan Masyarakat Tanah Luwu, yang terdiri dari Imwal, Ipmal, HAM Lutim Batara Guru, HAM Bastem Hipermaku, Hikma Lutra, HMI MPO, dan Gam Luwu Raya, kembali menggelar aksi memperingati tragedi berdarah Walmas.
Tragedi ini berawal dari unjuk rasa November 2013, di mana masyarakat memperjuangkan pembentukan Kabupaten Luwu Tengah.
Aksi demonstrasi kali ini dilakukan dengan blokade jalan di Trans Sulawesi, tepatnya di Jembatan Batustanduk.
Massa aksi menggelar spanduk dan membakar ban sebagai simbol tuntutan yang kuat terhadap pemerintah. Aliansi ini mendesak Presiden RI dan pemerintah pusat untuk segera mencabut moratorium Daerah Otonomi Baru (DOB) dan memprioritaskan pembentukan Kabupaten Luwu Tengah, yang selama ini dinilai hanya menjadi bahan jualan politik.
Jenderal Lapangan, Arfan, dan Wakil Jenderal Lapangan, Yadit, menjelaskan aksi damai ini bertujuan memperingati perjuangan berdarah pada 12 November 2024 terkait pemekaran Luwu Tengah.
“Kami hadir di jalan Trans Sulawesi untuk melanjutkan perjuangan ini. Sudah 11 tahun sejak 2013, namun pemekaran DOB Luwu Tengah belum juga terwujud secara signifikan,” kata Arfan.
Aliansi masyarakat menegaskan bahwa mereka menolak keras jika isu pemekaran Luwu Tengah hanya dijadikan bahan janji politik untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
“Luwu Tengah adalah kepentingan masyarakat luas, bukan hanya untuk segelintir orang,” tegas Yadit.
Aksi ini akan terus berlanjut selama moratorium DOB tidak dicabut dan Luwu Tengah tidak menjadi prioritas utama pemekaran daerah. (*)